||

Translate

Thursday, January 3, 2013

Asal Mula Kesultanan Melayu dan Bendera Kebesarannya


Ilustrasi bendera-bendera Kesultanan Johor-Riau dari lembaran manuskrip:

[111] Royal customs from Johor, 1808
An account of Malay ceremonies, customs and law from the kingdom of Johor, dated AH 1223 (AD 1808), Ink and colours on English paper, ‘S Wise & Patch 1806’, 84 pp, 310 x 190 mm. 
Royal Asiatic Society, Raffles Malay 32, pp. 11-1

[Teks Hal. Verso (Kanan)]
Shahdan lagi asal negeri Melaka ini dahulunya hutan sahaja dan anak cucu raja turun dari Bukit Siguntang yang bernama Nila Utama anak cucu[lah] bernama Sultan Muhammad Shah ialah yang menyusuk negeri Melaka ini.
Adapun asal negeri Melayu Bintan namanya, itulah sekarang dinamakan Riau, dahulu kalanya Riau asalnya tiada beraja dan Kota Karang dahulu namanya Bulang itu pun tiada beraja asalnya dan asal negeri Terengganu dahulunya tiada beraja orang besar sahaja dan namanya Tun Telanai adapun asal negeri Pahang asalnya beraja dahulunya dan nama rajanya Maharaja Didah, kemudian

Wednesday, January 2, 2013

Nama Anak Sesuai Hari


Mungkin nama-nama ini bukan lagi favorit di Aceh, -jika tidak ingin mengatakan tidak berlaku lagi- karena diakibatkan oleh perkembangan zaman dan perubahan sosial di masyarakat tersebut. 
Akan tetapi  -mungkin- ini suatu budaya yang pernah merekat di Aceh, bahwa pemberian nama-nama baik tersebut tersebut sesuai harapan dan dapat bertahan pada anak dengan tingkah laku yang baik, shaleh-shalehah, berbakti, taat dan sebagainya yang bersifat baik.
Agama juga telah menganjurkan kepada setiap orang tua untuk dapat memberi nama anaknya yang memiliki makna yang baik, menunjukkan pehambaan kepada sang Khalik, dinamai dengan nama-nama Nabi dan Rasul, atau nama-nama orang Shalih, dan atau memilih nama dengan sifat yang sesuai dengan orangnya, dengan demikian dapat memberi motivasi kepada sang anak, sesuai namanya. 
Al-Mawardi rahimahullah berkata dalam Kitab Nashihat al-Muluk menyebutkan, “Apabila seorang bayi lahir maka kemuliaan dan kebaikan yang pertama kali diberikan kepadanya adalah memilihkan untuknya nama yang baik dan kunyah yang lembut serta mulia. Sebab nama yang baik dapat menyentuh hati seseorang ketika mendengar nama tersebut".
Disebutkan dalam naskah ini "Bab ini barangsiapa beranak ia pada malam Ahad maka dinamanya Ibrahim atau Sulaiman atau Daud atau Isa atau Musa atau Ayyub atau A'ma atau Harun atau Shalih. Dan jika perempuan dinamainya akan dia Halimah atau Zainab atau Rafi'ah atau Rabi'ah.
Dan barangsiapa beranak ia pada malam Isnain [Senin]..dst".
Naskah koleksi di Aceh ini berisi kumpulan karangan, selain pemberian nama-nama anak sesuai hari, juga ada beberapa pembahasan tentang tasawuf, tarekat Syatariyah, manasik haji dan pembahasan keagamaan.